Senin, 10 Oktober 2011

BIMBINGAN KELUARGA

DEFINISI PERKAWINAN
Olson dan Defrain (2003):
Perkawinan adalah komitmen emosional dan legal antara dua orang untuk berbagi kedekatan emosional, fisik, beragam tugas dan sumber ekonomi.
U.U. No. I/1974/RI:
Perkawinan adalah ikatan lahir batin yang sah antara pria dan wanita dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa

DEFINISI KELUARGA
1. Keluarga adalah dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan karena kelahiran, perkawinan atau 
    adaptasi dan tinggal bersama (U.S. Bureau of Census)

2. Keluarga adalah sekelompok orang yang saling mencintai dan memperhatikan (Kata Bijak)

3.Keluarga adalah dua orang atau lebih yang berbagi sumber daya, tanggung jawab, hak, berbagi nilai dan
   tujuan, serta memiliki komitmen satu sama lain (American Association and Consumer)
4 Keluarga dimana para anggotanya saling mendukung secara emosi, fisik, dan ekonomi.

5. Idealnya, keluarga memiliki ciri-ciri intimacy, intensitas, keberlanjutan, dan komitmen antar anggotanya     
    (Family Service)

6. Dasar paling penting:
   Bahwa keluarga memiliki hubungan interpersonal (Intimate relationship)

HUBUNGAN INTERPERSONAL (Intimate Relationship)
Dibutuhkan :
1. Keterbukaan (Self-disclosure)
2. Rasa memiliki (Sense of belonging)
3. Kelekatan (Attachment)
4. Reward, komitmen
5. Berbagi keintiman (Sharing intimacy)
Komponen ini membangun ikatan sosial yang pertama dibentuk individu yang kelak akan menjadi kerangka acuan (Blue print) yang akan melibatkan: kontak fisik, stabilitas hubungan, konsistensi hubungan dan kualitas kasih sayang.

KERANGKA KONSEPTUAL
Sangat diperlukan untuk memahami bagaimana kehidupan berpasangan dan keluarga (General System Theory)

A. 1. Family System Theory
        Memfokuskan keluarga sebagai suatu sistem yang terus berkembang, menyeluruh,saling terikat dan  
        terkait  dalam keluarga. Sistem keluarga berpengaruh besar terhadap perilaku anak

   2. The Wholeness
       Keseluruhan keluarga lebih bermakna daripada penjumlahan anggota

  3. Interdependence of Parts
      Bagian atau elemen dari system saling hubungan sedemikian rupa sehingg bila satu bagian berubah maka
      bagian terbesar juga terpengaruh

 4. Fleksibilitas
     Adalah kemampuan system untuk menyeimbangkan stabilitas dan perubahan open system adalah suatu 
     system yang terbuka untuk tumbuh dan berubah tapi bukan dengan cara yang kacau

5. Feedback Communication
Bahwa komunikasi dalam system itu penting. Untuk mengarahkan perubahan
secara teratur, meminimalkan konflik.

B. The Family Strength Framework
Ketika kekuatan keluarga sudah teridentifikasi, maka akan menjadi fondasi pertumbuhan dan perubahan
Secara therapeutic, kekuatan keluarga sangat membantu dalam menyelesaikan masalah keluarga
Kualitas utama yang dimiliki keluarga kuat:
1. Komitmen
    Kesepakatan kesetiaan yang kuat antar anggota keluarga membentuk energi yang
    menakjubkan, masing-masing berkomitmen untuk mengutamakan keluarga
2. Penghargaan dan Afeksi
    Dari komitmen berkembang jadi saling memperhatikan, menghargai, merasakan dan
    mengetahui bagaimana mengekspresikan
3.Komunikasi positif
   Meski tiap anggota keluarga memiliki perbedaaan dan konflik, namun mampu
   berkomunikasi secara terbuka dan jujur
4.Kegiatan bersama
   Bersifat rekreasi untuk saling berbagi, memberi, berproses membangun raport
   yang baik
5.Kesejahteraan spiritual
   Berupa kekuatan akan keyakinan terhada Tuhan Yang Esa sebagai dasar yang kuat
   untuk harapan, sikap optimis menghadapi kehidupan dan cobaan
6.Mampu coping terhadap stress dan krisis secara efektif

C. KOMUNIKASI DALAM KELUARGA
 Sebagai proses, komunikasi mengandung unsur simbolis dan transaksional
Simbol: ekspresi wajah, kontak mata, isyarat, postur tubuh, body language
Misal: ciuman, tepukan, usapan
Transaksional: komunikasi timbal balik, saling dukung, saling pengaruh
Olson dan Defrain (2005) : beda komunikasi:
Pria menggunakan komunikasi sebagai sarana untuk berkompetisi dan mengembangkan dominasi wanita komunikasi sebagai sarana afiliasi untuk mengembangkan persahabatan

Komunikasi sangat penting dalam siklus keluarga:
Remaja sering beda pendapat dengan orang tua dan mencoba melawan otoritas orang tua. Perbedaan persepsi adalah beda generasi.

Model Komunikasi:

1. Open Communication: kemampuan untuk berbagi perasaan dan ide orang lain
2. Positive Communication: cara yang dikembangkan ketika menghadapi hambatan dan konflik

Komunikasi adalah sesuatu yang kompleks, ketrampilan berkomunikasi adalah kecerdasan sosial, diam sekalipun adalah cara berkomunikasi

KOMUNIKASI UNTUK MEMPERHATIKAN INTIMATE RELATIONSHIP KELUARGA
1. Keterbukaan diri (Self-disclosure)
    Bicara dengan orang lain secara tulus adalah kunci dasar dalam proses membuka diri.
2. Ketrampilan mendengarkan
    - Persuasive listening, hanya tertarik pada isi pesan
    - Directive listening
    - Attentive listening, memperhatikan dengan seksama
3. Komunikasi Assertif
    - Komunikasi agresif, menyampaikan ide sepihak tanpa menghiraukan perasaan orang
    - Komunikasi pasif, dasarnya ketakutan
    Komunikasi asertif, berkomunikasi langsung terkait apa yang dirasakan tanpa mengecilkan orang lain

D. KONFLIK KELUARGA
Adalah kondisi terjadi ketidakcocokan antara nilai atau tujuan-tujuan yang hendak dicapai baik yang ada dalam diri individu maupun hubungannya dengan orang lain
Konflik keluarga: karena adannya perbedaan cukup besar dalam sikap dan nilai, ketika perilaku yang satu menghambat anggota yang lain dalam mencapai tujuan.
Pauker (2003): Isu utama konflik keluarga:
Finansial, keluarga, gaya komunikasi Tugas-tugas dalam rumah tangga, selera pribadi

Penyelesaian konflik yang konstruktif:
1. Lebih menekankan now and here
2. Sharing perasaan (negative dan positive)
3. Berbagi informasi secara terbuka
4. Mengakui kesalahan
5. Mencari kesamaan dalam perbedaan

Gaya Penyelasaikan Konflik :
1. Hadapi (Face it!)
2. Hindari (Avoidance)
3. Kompromi (Win-Win Solution)
4. Lawan (Confrontation)
5. Ikuti (Accomodating)
6.Acuh

E. PERAN GENDER
Perbedaan peran gender yang kontras dalam keluarga penting:
Keluarga modern membutuhkan peran “Instrumental” pada Pria: sebagai pencari nafkah, manager, dan pemimpin keluarga.
Peran “Ekspresif” pada perempuan: memperhatikan pemenuhan kebutuhan afeksi keluarga, melalui peran Nurturing (mengasuh, memelihara), comforting (menenangkan, menghibur)

ANDROGINI
Penyatuan peran secara egaliter antara maskulin dan feminine

F. PERSPEKTIF PERKAWINAN
1. Orang yang menikah memiliki gaya hidup lebih sehat
2. Harapan hidup orang yang menikah lebih panjang
3. Orang yang menikah memiliki kehidupan seksual yang lebih sehat dan memuaskan.
4. Orang yang menikah memiliki asset ekonomi yang lebih baik
5. Anak akan tumbuh dan berkembang bila diasuh oleh orang tuanya sendiri

G. CIRI-CIRI PASANGAN PERKAWINAN BAHAGIA
1. Masing-masing pasangan adalah individu yang mandiri
2. Masing-masing mencintai pasangannya dan mencintai diri sendiri
3. Dapat menikmati saat sendiri maupun bersama
4. Masing-masing menikmati tugas dan pekerjaan
5. Masing-masing memiliki pemahaman diri baik
6. Dapat mengekspresikan diri masing-masing secara arif dan bijaksana
7. Masing-masing dapat berperan sebagai kekasih dan sahabat
8. Punya kesempatan mengaktualisasi diri dan saling dukung

H. MENJADI ORANG TUA (PARENTHOOD) PILIHAN DAN TANTANGAN
1. Eksistensi diri dibuktikan dengan memiliki anak.
2. Penerus keturunan
3. Altruisme
4. Sebagai tenaga kerja dan usaha
5. Sebagai tempat bergantung di masa tua
I. POLA PENGASUHAN
1. Parental support
2. Parental control
3. Rejecting parenting
4. Syndroma “Empty Nest”
5. Syndroma “Metropolitan”
6. Grand Parenthood
7. Rational Emotif Therapy ( RET )
8. Pendekatan : Orientasi Kognitif, perilaku Action dan Afeksi.
Mengutamakan berfikir, menilai, menentukan, menganalisis dan berbuat

J.PRINSIP RET

Bahwa problem individu bukan dari lingkungan, tapi berasal dari sistem keyakinan, cara memandang lingkungan, gangguan emosi mempengaruhi keyakinan, bagaimana ia menilai dan menginterpretasikan. Bila emosi terganggu, pola pikirpun terganggu.Timbul pola pikir irrational.

K. KONSELING RET
1. Aktif direktif, dorong klien untuk berbicara
2. Beri reflekxion agar mengeksplorasi diri
3. Sharing kognitif
4. Bila muncul ide irrasional konfrontasi secara asertif
5. Meningkatkan kekuatan berfikir klien dibanding emosinya
6. Pendekatan bersifat didaktik dan filosofis
7. Gunakan humor dan latihan malu sebagai cara untuk konfrontasi pemikiran irrasional klien

PERCAYAI QADLA
Manusia tidak suka dengan penolakan. Ia ingin semua keinginannya selalu terpenuhi. Padahal ditolak adalah salah satu bagian dari kehidupan kita. Kata seorang kawan, hidup itu adakalanya tidak bisa memilih. Perkataan itu benar adanya, cobalah kita renungkan, kita lahir kedunia ini tanpa ada pilihan ,,,  terlahir sebagai seorang pria atau wanita, berkulit coklat atau putih, berbeda suku bangsa, dsb. Demikian pula rezeki dan jodoh adalah hal yang berada di luar pilihan kita. Man propose, god dispose. Kita hanya bisa menduga dan berikhtiar, tapi Allah jua yang menentukan ,,,

SEMOGA BERMANFAAT ,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar