Jumat, 23 Agustus 2013

INDIKATOR HASIL BELAJAR DALAM KURIKULUM 2013

Poros utama pelaksanaan pembelajaran adalah mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan adalah suatu pernyataan   yang menggambarkan perilaku siswa yang guru harapkan setelah menyelesaikan suatu program pembelajaran tertentu. Pencapaian tujuan dibuktikan dengan pemenuhan indikator pencapaian. Indikator pencapaian proses dan hasil menggambarkan prilaku yang terukur atau dapat diamati yang membuktikan tercapainya kompetensi yang diharapkan.

Manfaat penggunaan indikator yaitu membantu guru menentukan keberhasilannya dalam melaksanakan kegiatan. Di samping itu, dengan memperhatikan indikator pencapaian guru dapat menentukan teknik dan  instrumen evaluasi dan menentukan metode. Indikator bermanfaat pula untuk siswa yaitu membantu mereka memusatkan perhatian pada tujuan yang perlu mereka wujudkan. Indikator membantu siswa menenetukan strategi belajar, memilih sumber belajar menggunakan waktu, serta memperhitungkan daya yang mereka alokasikan.
Indikator hasil belajar harus memenuhi tiga kriteria utama yaitu dirumuskan dalam kalimat yang jelas, mengandung kepastian makna, dan dapat diukur. Kejelasan pernyataan mengandung konsekuensi bahwa guru dan siswa memaknai kalimat dengan makna yang sama. Kepastian mengandung pengertian tidak menimbulkan makna ganda. Dan, dapat diukur jika pencapaian perilaku dapat diamati atau diukur dengan  menggunakan instrumen.
Dalam penyusunan indikator perlu memperhatikan kriteria (1) spesifik yaitu hanya mengandung satu prilaku. Contoh pernyataan yang menggandung satu prilaku; merancang rencana kegiatan. Dalam penyusunan indikator hasil belajar masih sering didapat beberapa kata kerja operasional dalam satu indiaktor. Misalnya, menyebutkan dan menuliskan kalimat. Contoh yang terakhir tentu tidak spesifik (2) berorientasi pada siswa yang menggambarkan kompetensi siswa yang diharapkan (3) menggunakan kata kerja operasional (4) mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan; serta memperhatikan.
Dalam perumusan indikator hasil belajar, terutama dalam pelaksanaan kurikulum 2013 perlu diperhatikan sebaran menurut penguasaan teori. Tingkat penguasaan teori meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Berikut contoh indikator yang mencirikan pada tiap level penguasaan.
  • Faktual:    mengungkapkan dua pikiran penting yang terdapat pada teks yang ditelahaannya.
  • Konseptual: menuliskan lima prinsip utama dalam merumuskan merumuskan tujuan penyusunan program.
  • Prosedural: Menerapkan metode jigsaw dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah di kelas 10 dengan efektif.
  • Metakognitif:     Menyatakan kelemahan dasar pemikiran temannya dengan santun agar  tidak menyinggung perasaan teman yang dikritisi.
Pada pernyataan terakhir mengandung  tingkat kasadaran pengetahuan yang tinggi karena siswa mampu menganalisis kekuatan dan kelemahan yang terkandung dalam pernyataan. Itu berarti siswa yang mampu melakukan kegiatan itu memiliki daya berpikir kritis. Kesadaran pengetahuannya tidak hanya mencakup kesadaran logis, tetapi dia juga mempertimbangkan etika. Dia bersikap kritis, santun, dan memiliki pemikiran yang tajam. Contoh ini termasuk dalam model penguasaan kesadaran ilmu yang mengintegrasikan dengan perasaan, dan norma berkomunikasi yang terhimpun dalam kompleksitas kesadaran metakognitif.
Pada bagian akhir tulisan singkat ini, saya ingin menyinggung pentingnya guru untuk memperhatikan level berpikir dalam indikator yang ditetapkan. Penerapan kurikulum 2013 dilatari dengan fakta bahwa siswa Indonesia ketinggalan oleh siswa bangsa lain dalam menguasai kecapaian berpikir tinggi atau sering diistilahkan HOTS (High Order Thinking Skill) yang meliputi analisis, evaluasi, dan kreasi pada Taksonomi Bloom.
Level berpikir analisis dapat menggunakan kata kerja operasional: Menganalisis, Mengaudit, Memecahkan, Menegaskan, Mendeteksi, Mendiagnosis,  Menyeleksi, Memerinci, Menominasikan, Mendiagramkan, Mengorelasikan, Merasionalkan, Menguji, Mencerahkan, Menjelajah, Membagankan, Menyimpulkan, Menemukan, Menelaah, Memaksimalkan, Memerintahkan, Mengedit, Mengaitkan, Memilih, Mengukur, Melatih, Mentransfer, Mengabstraksi, Mengatur, Menganimasi, Mengumpulkan, Mengkategorikan, Mengkode, Mengombinasikan, Menyusun, Mengarang, Membangun, Menanggulangi, Menghubungkan, Menciptakan, Mengkreasikan, Mengoreksi,  Merancang, Merencanakan, Mendikte, Meningkatkan, Memperjelas, Memfasilitasi, Membentuk, Merumuskan, Menggeneralisasi, Menggabungkan.
Level berpikir evaluasi dapat menggunakan kata kerja operasional: Membandingkan, Menyimpulkan, Menilai, Mengarahkan, Mengkritik, Menimbang, Memutuskan, Memisahkan, Memprediksi, Memperjelas, Menugaskan, Menafsirkan, Mempertahankan, Memerinci, Mengukur, Merangkum, Membuktikan, Mendukung, Memvalidasi, Mengetes, Memilih,Memproyeksikan.
Level berkreasi dapat menggunakan kata kerja operasional: merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah.
Semoga tulisan ini membantu guru-guru dalam  pelaksanaan kurikulum 2013 yang masih sering mendapat kesulitan dalam menyusun indikator hasil belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar